Perbuatan zalim adalah akhlak yang sangat buruk dan tercela.
Akhlak ini selain dibenci oleh manusia, juga dibenci oleh Allah Swt. Orang yang
zalim tidak sadar bahwa ia tengah menzalimi orang lain dan melakukan perbuatan
yang dilarang Allah Swt. Mereka yang melakukan kezaliman pun juga lupa bahwa
mereka kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang telah
diperbuatnya.
Sahabat, di dalam surah An-Nisa’ ayat 36, Allah Swt. memerintahkan
kita untuk berbuat baik kepada umat manusia dan melarang kita melakukan kezaliman.
Allah Swt. berfirman, “Sembahlah Allah
dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, berbuatlah kebajikan kepada
kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh,
teman sejawat, orang yang sedang dalam perjalanan dan hamba sahaya yang kamu
miliki.”
Tak hanya itu, Rasulullah saw. pun melarang kita berbuat
zalim kepada makhluk ciptaan-Nya, termasuk kepada sesama manusia. Bahkan,
Rasulullah saw. pun memberikan peringatan sekaligus ancaman bagi orang-orang
yang tabiatnya buruk dan senang menyakiti orang lain.
Baca Juga: Kumpulan Doa untuk Palestina dan Orang-Orang yang Terzalimi
Rasul saw. bersabda, “Tidak
akan masuk surga orang yang tabiatnya buruk.” (H.R. Abu Dawud).
Di dalam hadis yang lain, yakni dari riwayat Imam Muslim,
Rasul saw. pernah bersabda bahwa, “Sesungguhnya
Allah akan mengazab orang-orang yang menyiksa manusia di dunia.”
Dulu, di masa perbudakan marak terjadi, Rasulullah saw. juga
melarang melakukan zalim kepada para budak. Rasul saw. bahkan memerintahkan
untuk memperlakukan para budak secara layak dengan memberikan mereka pakaian,
makanan, hingga tidak membebani mereka dengan pekerjaan yang tidak sanggup
mereka pikul.
Rasul saw. juga melarang memisahkan seorang budak dengan
anak-anaknya. Dalam hadis At-Tirmidzi, jika ada orang yang memisahkan seorang
anak dari ibunya, maka ia akan dipisahkan Allah Swt. dengan orang-orang yang
dicintainya pada hari kiamat kelak. Sebegitu tidak bolehnya kita berbuat zalim
kepada manusia, termasuk kepada para hamba sahaya (budak).
Baca Juga: Anjuran Membela Diri Ketika Berhadapan dengan Orang Jahat
Sahabat, bentuk kezaliman lainnya adalah tidak membayarkan
upah kepada seseorang yang telah menyelesaikan pekerjaannya. Rasulullah saw.
dalam hadis riwayat Bukhari mengatakan bahwa perbuatan tersebut merupakan
kezaliman. Dan kezaliman sangat dibenci oleh Allah Swt. “Penundaan oleh orang kaya adalah kezaliman.”
Keadaan Orang Zalim
di Akhirat
Mereka yang melakukan kezaliman di dunia, kelak di akhirat
akan dikumpulkan di Padang Mahsyar dan diadili satu persatu. Mereka yang zalim
itu akan dimintai pertanggungjawaban atas kelakukan mereka di dunia. Tak hanya
itu, amal kebaikan mereka akan dikurangi sebesar kezaliman mereka hingga tak
tersisa. Jika amal kebaikan mereka telah habis diberikan kepada orang-orang
yang terzalimi, maka amal buruk dari orang yang terzalimi akan diberikan kepada
orang yang menzalimi. Begitulah kondisi orang yang zalim di akhirat, ia akan
bangkrut dan merugi.
Baca Juga: Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Palestina?
“Orang yang menderita
bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian
dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala
salatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan
sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu
pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah
dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang
dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal
kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan
kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya
kemudian dicampakkannya orang itu ke dalam
neraka. (H.R. Muslim).