[:ID]AYYAS MENEMPUH RATUSAN KILOMETER UNTUK MENGUNGSI[:en]AYYAS TRAVELS FOUR HUNDREDS KILOMETERS TO REFUGE[:]

oleh | Nov 2, 2017 | News

[:ID]BANGLADESH. (02/11) Perkenalkan, ini adalah Muhammad Ayyas, salah satu anak Rohingya yang kini harus menjalani masa kecilnya di kamp pengungsian.

Tekanan fisik dan psikis dari tentara Myanmar, memaksa Ayyas kecil menempuh perjalanan ratusan kilometer dari tempat asalnya di Maungdaw untuk mengungsi. Dengan perasaan khawatir, keluarga Ayyas membawa seluruh harta benda yang dimiliki sebagai bekal perjalanan keluarganya menuju Bangladesh. Mereka harus menyebrangi sungai Naf yang bukan saja dalam tapi juga berarus deras. Tak hanya itu, Ayyas dan keluarganya pun harus melanjutkan perjalanan melewati hutan belantara untuk bisa sampai ke kamp pengungsian.

Setelah melewati perjalanan panjang yang tak mudah selama puluhan hari, kini Ayyas dan keluarga tinggal di Kamp Jamtoli bersama ratusan ribu warga Rohingya lainnya. Ayyas menempati shelter sederhana yang berdinding plastik, meski nampak menyedihkan kondisinya tapi ini jauh lebih baik daripada hidup dalam ketakutan di kampung halaman. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Ayyas dan keluarga hanya mengandalkan bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan yang datang ke kamp pengungsian mereka.

Kondisi kamp yang kumuh membuat Ayyas kecil dan ribuan anak Rohingya rentan terhadap berbagai macam penyakit, apalagi kini mulai memasuki musim hujan dan musim dingin, membuat tantangan hidup mereka semakin berat.

Sahabat, banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari kisah hidup warga Rohingya. Bagi mereka, ini adalah ujian kesabaran yang harus mereka lewati dengan tegar. Dan bagi kita, apa yang mereka alami adalah juga ujian untuk melihat seberapa peduli kita kepada sesama manusia.

Newsroom/Kuna
Bangladesh[:en]BANGLADESH. (02/11) This is Muhammad Ayyas, one of Rohingya’s children who must now undergo his childhood in the refugee camp.

Physical and psychical pressure from the Myanmar army, forcing small Ayyas to travel hundreds of kilometers from his native place in Maungdaw to evacuate. Feeling worried, Ayyas’ family brought all their possessions as a provision for his family’s journey to Bangladesh. They had to cross the Naf river which was not only deep but also swift. Not only that, Ayyas and his family had to continue the journey through the wilderness to get to the refugee camp.

After a long journey that is not easy for tens of days, now Ayyas and family living in Kamp Jamtoli with hundreds of thousands of other Rohingya citizens. Ayyas occupies a simple plastic-walled shelter, though it looks sad, it is much better than living in fear in the hometown. To meet the needs of everyday life, Ayyas and family relied solely on aid from humanitarian agencies who came to their refugee camps.

The shabby camp conditions make Ayyas and thousands of Rohingya children vulnerable to various diseases, let alone now beginning to enter the wet and winter seasons, making their life challenges heavier.

Friends, a lot of wisdom that we can take from the life story of the Rohingya. For them, this is a test of patience that they must pass unequivocally. And for us, what they experience is also a test to see how caring we are to our fellow human beings.

Newsroom / Kuna
Bangladesh[:]