Manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia memang pada
dasarnya tidak bisa terlepas dari manusia lainnya. Mulai dari manusia itu
terlahir ke dunia hingga wafatnya, manusia membutuhkan bantuan manusia lainnya.
Jadi, sangat tidak mungkin bilamana manusia hidup seorang diri dan memutuskan
dari lingkungan sosial. Sehari dua hari mungkin ia bisa melaluinya. Namun,
lama-kelamaan ia akan mengalami stres dan berakhir pada kesengsaraan hidup yang
menyakitkan.
Karena manusia adalah makhluk sosial itulah mereka
membutuhkan hubungan interaksi dengan manusia lainnya. Dalam Islam, hubungan
interaksi antarmanusia ini bisa disebut juga sebagai silaturahmi. Apalagi jika
ia seorang muslim. Sudah suatu kewajiban untuk merawat hubungan silaturahmi,
apalagi kepada sesama keluarga.
Baca Juga: Doa Agar Bisa Istiqomah dalam Ketaatan
Sayangnya, masih saja ada muslim yang memutus tali
silaturahmi. Pemutusan tersebut bisa karena berbagai faktor. Misalnya, karena
berlatar belakang konflik permusuhan, hubungan utang-piutang, hingga permasalahan
pribadi lainnya. Padahal, Allah Swt melarang memutus hubungan silaturahmi. Ancaman
yang akan diberikan Allah Swt bukan hal yang ringan. Belum juga ancaman di
dunia yang juga bisa membuat hidup tidak berkah dan bahagia.
Inilah ancaman bagi mereka yang memutus silaturahmi. Semoga bukan
kita salah satunya.
1. Di dunia ia akan dijauhi orang lain
Betapa sedih dan malangnya diri apabila tiada orang yang mau
menemani. Hidup seorang diri tiada berarti, yang ada hanya perih saja di hati. Itulah
ancaman di dunia bagi mereka yang memutus silaturahmi dan menarik diri dari
lingkungan sosial. Hidupnya pun akan terasa hampa dan hilang rasa tenang dan
nyaman jikalau menghentikan hubungan baik dengan orang lain.
2. Rezeki akan seret dan sempit
Silaturahmi
merupakan sarana munculnya rezeki. Jika silaturahmi diputus, maka otomatis
putus pula jalan rezeki. Menyoal hal ini Rasulullah Saw sudah menyampaikan dalam
haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut ini, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya
(dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahmi.”
Menurut
Imam Nawawi, yang dimaksud “dilapangkan rezekinya” dalam hadits di atas yakni
diluaskan dan dibanyakkan hartanya. Selain itu, menurut pendapat lain, arti
dari “dilapangkan rezekinya” yaitu harta yang dimiliki menjadi berkah dan dari
harta tersebut didekatkan dengan aktivitas kebaikan.
3. Menjadi sumber dosa
Berhati-hatilah
apabila memutus silaturahmi. Alasannya karena perbuatan yang tercela ini bisa
menimbulkan dosa yang hukuman serta dampaknya bisa langsung dirasakan langsung di
dunia. Ancaman tersebut sudah disampaikan Rasulullah Saw dalam hadits berikut
ini, “Tidak ada dosa yang lebih patut
dipercepat sanksinya oleh Allah begitu pula dosa-dosa (yang sanksinya
diberikan) di akhirat kelak, daripada dosa memutuskan ikatan silaturahmi dan
perbuatan zalim.” (H.R. Bukhari).
4. Tidak akan mendapatkan rahmat Allah
Ancaman
lainnya dari memutus silaturahmi adalah kehilangan rahmat Allah Swt. hilangnya
rahmat ini tidak hanya diarasakan oleh individu yang memutus silaturahmi, akan
tetapi dirasakan secara komunal atau di lingkup masyarakat atau komunitas. Sehingga
sangat mengerikan dan berbahaya ancamannya.
“Sesungguhnya rahmat Allah tidaklah turun
pada suatu kaum yang diantara mereka terdapat orang yang memutuskan tali
silaturahmi.” (H.R. Bukhari)
5. Tidak akan masuk surga
Ancaman
di dunia bagi orang yang memutus silaturahmi sudah sangat mengerikan, apalagi di
akhirat. Ancaman di akhirat sangat sangat mengerikan, yaitu tidak akan masuk surga.
Naudzubillah!
Rasulullah
Saw bersabda, “Tidak akan masuk surga
orang yang memutus silaturahmi.” (H.R. Bukhari)
Baca Juga: Keutamaan Bulan Syawal
Betapa
pentingnya silaturahmi antara sesama manusia. Sehingga tali silaturahmi yang
sudah dijalin harus dirawat dan dijaga. Kita pun perlu menambah saudara dan
jejaring sosial dengan membangun tali silaturahmi baru agar kehidupan lebih
berkah dan bahagia.