[:ID]ANAK ANAK TIAL MALUKU TENGAH RINDU MENGAJI DI TPA [:en]CHILDREN OF TIAL, CENTRAL MALUKU, MISS RECITING QURAN[:]

oleh | Oct 16, 2019 | Bencana dan Kemanusiaan, News

[:ID]MALUKU, Selasa (15/10) – Sejak gempa magnitudo berkekuatan 6,8 SC mengguncang Ambon, bertepatan pada tanggal 26 September 2019 sampai saat ini, telah banyak menimbulkan kerugian baik secara materil maupun non materil.

“Kaka Katong rindu deng tampat mengaji dulu, dan suasan yang dulu, rasanya su lama Katong zg pernah belajar mangaji, barang tar ada tempat lai ” (kakak kita sudah rindu sekali dengan tempat mengaji yang dulu, kengen suasana dulu, rasanya sudah lama kita tidak pernah belajar mengaji lagi karena sudah tak ada tempat dan guru lagi), itu merupakan pernyataan dari Babang, seorang anak Pengungsi di tenda Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Masya Allah, ditengah tengah ketegangan yang melanda, ternyata masih tersimpan didalam hati mereka semangat mengembara untuk menghidupkan kembali jiwa yang hampir kosong dengan kegiatan mengaji bersama, tergambar dari sorotan mata mereka akan harapan untuk bisa seperti dulu kala, mengaji di TPA setiap sore dengan teman – teman sebaya, serta bercanda dan berlomba dalam mengejar setoran hafalan pertama.

Babang adalah salah satu anak korban terdampak, yang ikut serta dalam taman mengaji yang dimobilitasi oleh Relawan Rumah Zakat Action.

Kegiatan ini juga mendapat respon baik dari para orang tua anak – anak yang mengunsi, sungguh besar harapan mereka agar kegiatan ini terus berlanjut, dan berharap ada yang tetap mendampingi anak anak mereka dalam mengaji walaupun masih berada di tenda pengungsian yang belum tahu kapan berakhir nya.

Newsroom

Izzatul Yazid / Hanaa Afifah[:en]

MALUKU, Tuesday (10/15) – Since an earthquake of magnitude 6.8 shook Ambon, coinciding on September 26, 2019, and tremors continues till now, it has caused many material and non-material losses.

“Big sister, we really missed the place where we recite Quran, longing for that atmosphere, it seems like a long time we never learned to recite again because there was no place and no teacher,” it was a statement from Babang, a Refugee child in Tial’s tent, Salahutu District, Central Maluku Regency.

Masya Allah, in the midst of the tensions that struck, it was still stored in the children’s hearts the spirit to revive an almost empty soul with the activities of reciting together, drawn from their eyes are hope to be return like before, reciting in their Quran class every afternoon with friends, as well as joking and competing in the pursuit of who were first to test their memorization.

Babang is one of the affected victims’ children, who participates in the Quran park which was mobilized by the Rumah Zakat Action Volunteers.

This activity also received a good response from the parents of the children who were invited They really hope that this activity will continue, and hope that there will still accompany their children in the Quran studies even though they are still in the refugee camp who do not know when it ends.

Newsroom

Izzatul Yazid / Hanaa Afifah[:]

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0