[:ID]ANAK-ANAK ROHINGYA PUN MENIKMATI QURBAN ANDA[:en]ROHINGYA’S CHILDREN ALSO ENJOY YOUR QURBAN[:]

oleh | Feb 9, 2018 | News

[:ID]BANGLADESH. “Mendapatkan makanan yang layak sangat sulit saat ini,” ungkap Muhammad Nais (11 thn), salah satu anak Rohingya di kamp pengungsian Bangladesh (08/02).

Ada ratusan ribu anak Rohingya yang hidup dalam kondisi tidak layak di kamp-kamp pengungsian. Mereka tinggal di tenda-tenda sederhana dengan fasilitas seadanya.

“Mereka tidak bisa keluar dari kamp pengungsi sehingga mereka juga tidak bisa bekerja. Karena itulah, mereka pun sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, termasuk kebutuhan makanan,” tutur Andri Murdianto, Crisic Center Rumah Zakat.

Nais dan teman-temannya yang tinggal di Kamp Balukhali, Ukhiya, Bangladesh tidak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah 180 derajat seperti saat ini. Bagaimana tidak, dahulu, kehidupan Nais dan keluarganya di Maungdaw, Myanmar sudah berkecukupan, bahkan mereka memiliki hewan ternak-yang menjadi standar orang kaya di Maungdaw.

Akan tetapi, awal September 2017 lalu, Nais dan keluarga beserta penduduk Rohingya di Maungdaw lainnya terpaksa harus keluar dari kampung mereka dan pergi menyelamatkan diri menuju Bangladesh.

Mereka melalui medan berat, dari mulai sungai hingga hutan belantara selama berbulan-bulan.

Kini, sudah 5 bulan Nais tinggal di kamp pengungsian, kehidupannya tak lagi sama. Tidak bisa keluar area kamp, tidak bisa sekolah, fasilitas kesehatan terbatas, sanitasi air yang tidak layak dan makanan yang serba seadanya.

Nais sangat senang mendapatkan bantuan berupa kornet Superqurban yang dibawa Tim Kemanusiaan Rumah Zakat.

“Alhamdulillah, akhirnya bisa makan daging. Saya mau bagi-bagi juga untuk adik dan orang tua,” ujarnya polos.

Newsroom/ Ria Arianti
Bangladesh[:en]BANGLADESH. “Getting decent food is very difficult right now,” said Muhammad Nais (11 yrs), one of Rohingya’s children at the Bangladesh refugee camp (08/02).

There are hundreds of thousands of Rohingya children living in improper conditions in refugee camps. They live in simple tents with makeshift facilities.

“They cannot get out of the refugee camps so they cannot work either. Therefore, they are difficult to meet the needs of everyday life, including food needs, “said Andri Murdianto, Crisic Center Rumah Zakat.

Nais and his friends living in Balukhali Camp, Ukhiya, Bangladesh never thought that their life would turn 180 degrees as today. How not, in the past, the life of Nais and his family in Maungdaw, Myanmar is already well off, even they have livestock-which became the standard of the rich people in Maungdaw.

However, early September 2017, Nais and his family and other Rohingyas in Maungdaw were forced to leave their village and go to Bangladesh. They go through the rough terrain, from the river to the wilderness for months.

Now, for 5 months Nais has lived in a refugee camp, his life is no longer the same. No camps, no schools, limited health facilities, inadequate water sanitation and poor food. Nais is very happy to get help in the form of Superqurban corned beef brought by Rumah Zakat Humanitarian Team.

“Alhamdulillah, I can finally eat meat, I want to share for my siblings and parents,” he said innocently.

Newsroom / Ria Arianti

Bangladesh[:]