ANAK-ANAK INDONESIA ENGGAN BERMAIN

oleh | Jun 21, 2007 | Inspirasi

Kemampuan fisik dan bermain anak-anak Indonesia ternyata menempati peringkat terendah dibandingkan dengan anak-anak Thailand, Vietnam, dan Jepang. Untuk itu, Rumah Zakat Indonesia (RZI) mengajak 7.350 anak asuhnya dari seluruh Nusantara bermain dalam ajang ?Kemah Juara?, awal Juli.

?Menurut hasil riset, play and physical quotient (PQ), merupakan faktor penting untuk menilai dan mengukur kemampuan fisik seorang anak dalam melakukan berbagai aktivitas dan permainan. Apakah kemampuan anak sesuai dengan seusianya atau tidak?? kata Direktur RZI, Virda Dimas Ekaputra, didampingi Kacab RZI Bandung, Taslinudin saat ditemui di ruang kerjanya Jln. Turangga No. 25-C, Bandung, Senin (18/6).

Virda lebih jauh mengatakan, merujuk kepada hasil tes yang dilakukan sebuah produk sabun detergen, tes PQ tersebut dilakukan selama Januari 2006 terhadap 4.000 anak perempuan dan laki-laki berusia 6-12 tahun di sejumlah kota besar di empat negara Asia. Yakni, Tokyo dan Osaka (Jepang), Bangkok, Chiang Mai dan Khon Kaen (Thailand), Hanoi dan Ho Chi Minh(Vietnam), serta Jakarta dan Surabaya (Indonesia).
Mengukur PQ seorang anak dilakukan dengan cara mengukur body mass index (BMI), pengisian kuesioner mengenai gaya hidup anak-anak dan bermacam aktivitas fisik seperti lari halang rintang, melempar bola ke dinding, dan sebagainya. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan kegiatan yang paling sering dilakukan anak-anak setiap hari adalah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan menonton televisi.

Hanya, untuk mengisi waktu luangnya terdapat perbedaan di antara anak-anak di empat negara yang diteliti. Misalnya anak-anak di Thailand menghabiskan waktu luangnya dengan membantu orang tua mengerjakan pekerjaan di rumah, sedangkan anak-anak Jepang bermain di luar rumah.

Anak-anak di Vietnam lain lagi yaitu memakai waktunya untuk berolah raga, sedangkan anak Indonesia lebih suka membaca buku dan bermain komputer. ?Dari hasil riset tergambar anak-anak di luar Indonesia masih sempat melakukan berbagai kegiatan fisik yang menyenangkan di luar mengerjakan PR sekolah, namun anak-anak di Indonesia lebih suka melakukan kegiatan fisik minimum seperti membaca dan main komputer,? katanya.

Riset itu juga mengungkapkan alasan anak-anak Indonesia, Thailand, dan Vietnam yang enggan bermain yakni dilarang orang tuanya karena takut pakaiannya kotor. ?Orang tua juga memiliki kekhawatiran berlebih apabila anak-anaknya main di luar rumah, padahal dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Anak-anak juga berkembang kemampuan komunikasi dan sosialnya,? ucapnya.

?Kemah Juara? yang awalnya bernama ?Super Kids Camp?, kata Virda, juga untuk menyosialkan anak hidup bersih misalnya membiasakan cuci tangan dengan sabun setelah bermain. ?Kami juga mengadakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Rencananya Kemah Juara diadakan di Bumi Perkemahan Mashudi, Kiarapayung, Jatinangor, Sumedang, 6-8 Juli,? katanya.

Pada saat bersamaan juga diadakan ?Kemah Juara? di cabang-cabang RZI yakni Jakarta, Bogor, dan Tangerang bertempat di Mandalawangi, Cibodas, Bogor. ?Kemah Juara juga diadakan di Cirebon, Malang dan Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Nanggroe Aceh Darussalam, Medan (Sumatra Utara), Padang (Sumatra Barat), Batam (Kepulauan Riau), Pekanbaru (Riau), dan Palembang (Sumatra Selatan),? katanya. (A-71)***

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/062007/20/0703.htm
Dimuat diharian umum Pikiran Rakyat tanggal 20 Juni 2007

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0