Oleh Abue Kareem
Rumah Zakat-Batam
Ada sebuah renungan yang mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua. Saya pernah mengundur-undur waktu salat, sangat dzalim memang saya pada Allah, menodai apa yang menjadi haknya. Harta ini adalah lamunan yang terkolaborasi penuh sesal oleh kesalahan brutal yang telah saya perbuat. Setelah seharian beraktifitas dengan gagahnya, penat pun semakin terasa.
Suara adzan tak sanggup lagi menyentuh semangat dan berakhir dengan pejaman mata. Ketika terbangun, astagfirullah, saya teringat akan solat ashar yang belum terlaksana. Tapi setelah kewajiban itu terlaksana, saya masih saja merasa bersalah. Inilah yang akhirnya membuat saya merenung akan kekuasaan Allah. Mari kita bandingkan nikmat Allah yang diberikan pada kita berupa nafas, dibandingkan dengan kewajiban shalat yang selalu kita lalaikan.
Kita sering mengundur waktu shalat, bayangkan jika Allah mengundur-undur nafas untuk kita 2 menit saja. Kita sering melupakan shalat, sementara apa jadinya kalau allah lupa memberi nafas pada kita. kita juga sering lupa jumlah rakaat pada solat kita, padahal apa jadinya jika komposisi udara yang kita hirup bertambah satu jenis zat seperti ozon saja karena Allah lupa dalam meracik udara yang kita hirup. Sungguh tak terbayang, ternyata kita harus mencoba untuk lebih tenggang rasa pada Allah. Sungguh Allah tidak akan rugi sekalipun kita jatuh pada kekafiran. Kemuliaan Allah tidak akan berkurang walau seluruh dunia murtad pada-Nya.