ALASAN MENGAPA KITA JANGAN MARAH

oleh | Feb 23, 2023 | Inspirasi

 

Suatu waktu Ibnu Umar radhiya Allahu ‘anhu
bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Apa yang bisa menjauhkan aku dari murka Allah
‘Azza wa Jalla?” Rasul langsung menjawab, ”Jangan marah!”

 

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa orang
yang menahan marah padahal dia sanggup melampiaskannya, akan dipanggil Allah di
hadapan semua makhluk dan disuruh memilih bidadari yang mana saja dia suka.
Lain waktu, Rasulullah SAW sampai mengulang tiga kali sabdanya, ketika salah
seorang sahabat meminta nasihat kepada beliau. ”Jangan marah!” Bahkan, beliau
menyampaikan kabar gembira bagi orang yang mampu menahan marah. ”Dan bagimu
adalah surga!”

 

Subhanallah, karena kita bisa menahan marah
ternyata surga dengan semua kenikmatan di dalamnya adalah balasan kita.

 

Marah adalah nyala api dari neraka.
Seseorang pada saat marah, mempunyai kaitan erat dengan penghuni mutlak
kehidupan neraka, yaitu setan saat ia mengatakan, ”Saya lebih baik darinya
(Adam–Red); Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah.” (QS Al-A’raf: 12). Tabiat tanah adalah diam dan tenang, sementara
tabiat api adalah bergejolak, menyala, bergerak, dan berguncang.

 

Marah berarti mendidih dan bergolaknya
darah hati yang terlampiaskan. Oleh sebab itu, bila sedang marah, api amarah
menyala dan mendidihkan darah hatinya lalu menyebar ke seluruh tubuh.

 

Bahkan, hingga naik ke bagian atas seperti
naiknya air yang mendidih di dalam bejana. Karena itulah, wajah, mata, dan
kulit yang sedang marah tampak memerah. Semua itu menunjukkan warna sesuatu
yang ada di baliknya seperti gelas yang menunjukkan warna sesuatu yang ada di
dalamnya.

 

Jika seseorang marah, tapi tidak bisa
dilampiaskan, karena tidak ada kemampuan, misalnya, kepada atasan atau
pimpinan, maka darah justru akan menarik diri dari bagian luar kulit ke dalam
rongga hati. Sehingga, ia berubah menjadi kesedihan. Karenanya, biasanya
warnanya pun menguning dan muka pun berubah murung.

 

Manusia bila ditilik dari sifat marah ada
empat kelompok. Pertama, cepat marah, cepat sadar (ini merupakan sesuatu yang
buruk). Kedua, lambat marah, lambat sadar (ini kurang terpuji). Ketiga, cepat
marah, lambat sadar (adalah sifat yang terburuk). Dan terakhir, lambat marah,
cepat sadar (inilah yang baik).

 

Orang yang lambat marah tapi segera sadar
adalah sosok Mukmin yang terpuji. Karena ia berusaha mencerna dan mengelolanya
dengan baik, sehingga di akhir kemarahannya yang singkat itu ada proses
mengingatkan dan pelajaran. Marah karena sayang. Nah, kira-kira di mana posisi
kita saat marah? Wa Allahu a’lam.

 

Sumber : republika.co.id

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0