Menangis adalah salah satu cara si kecil berkomunikasi sebelum ia benar-benar bisa berbicara. Lewat tangis ia menyampaikan maksud dan keinginannya. Oleh karenanya, sebagai orang tua kita harus bisa memahami dengan baik arti dari tangis si kecil. Apakah itu perlu? Tentu, bahkan sangat perlu. Karena membiarkan anak terlalu lama menangis dapat memberikan beberapa dampak buruk. Beberapa dampak tersebut antara lain:
1. Merusak perkembangan otak
Menurut Penelope Leach otak anak yang dibiarkan menangis untuk jangka waktu lama, berisiko mengalami kerusakan dalam perkembangannya sampai 15% yang dapat mengurangi kapasitasnya untuk belajar.
2. Merusak mental anak dan hubungan jangka panjang
Membiarkan anak menangis cukup lama dapat membuatnya tertekan dan itu menyebabkan hormon kortisol dilepaskan secara berlebihan yang akan pembunuh neuron. Sehingga pembiaran itu dapat merusak jiwa dan kemampuan mereka untuk berelasi dengan orang-orang sekitar dalam jangka panjang. Hal itu akan membuatnya menjadi tidak sehat, kurang cerdas, lebih mudah cemas, dan tidak kooperatif terhadap orang lain.
3. Menyebabkan ketidakstabilan hormon dan bahan kimia dalam otak
Dr. Allan Schore dari UCLA School of Medicine menjelaskan anak yang sering dibiarkan sendiri dalam suasana yang tertekan (menangis) mengalami pertumbuhan hormon Kortisol (stress related hormone) yang abnormal dan dapat memusnahkan hubungan antara saraf di bagian penting otak bayi yang sedang berkembang. Lebih lanjut hal tersebut berpotensi meningkatkan 10 kali lipat mereka menjadi anak-anak ADHD (Attention Deficit and Hyper Activity Disorder).
4. Menyebabkan kemunduran perkembangan emosi dan kecerdasan sosial
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr Rao dari National Institutes of Health USA anak yang sering dibiarkan menangis berkepanjangan pada tiga bulan pertama hidupnya mempunyai tahap IQ rendah menjelang usia lima tahun berbanding anak-anak yang lain. Mereka juga menunjukkan kelambanan perkembangan fungsi motorik.
Sumber: ummi-online.com