[:ID]ACEH. “Kami sehari-hari makan dengan daun pakis. Kadang dibuat gulai, kadang di sayur biasa,” ujar Masinah (55) sambil menunjuk ke arah tanaman pakis yang tumbuh di depan rumahnya.
Sejak suaminya, Rajudin (60) sakit-sakitan, mereka tak lagi memiliki penghasilan sendiri. Sebelumnya Rajudin adalah buruh tani di Desa Ie
Jeureungeuh Kab Aceh Besar. Namun kini untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka bergantung dari pemberian dari tiga orang anaknya.
“Tapi anak-anak mereka pun tidak punya pekerjaan tetap. Sehingga,
bantuan yang bisa mereka berikan pun alakadarnya,” ujar Rizki, Relawan Rumah Zakat cabang Banda Aceh.
Menurut Rizki, Rajudin dan Masinah hanya bisa menikmati daging saat idul adha saja. Hal itu dikarenakan mereka tidak mampu membeli bahan pangan protein hewani untuk diri dan keluarganya.
“Terima kasih Rumah Zakat, hari ini kami bisa menikmati daging, walau belum Idul Adha,” ujar Masinah.
Newsroom
Sri Agustina / Lailatul Istikhomah[:en]ACEH. “We eat daily with ferns. Sometimes we make it into curry, sometimes in ordinary vegetables, “said Masinah (55), pointing towards the ferns that grow in front of her house.
Since her husband, Rajudin (60) was sick, they no longer have own income. Previously Rajudin was a farm worker in Ie Jeureungeuh Village Aceh Besar District. But now to fulfill their daily needs, they depend on the gifts of three children.
“But even their children don’t have a permanent job. So, the assistance that they can provide is also fair, “said Rizki, Rumah Zakat Banda Aceh branch volunteer.
According to Rizki, Rajudin and Masinah could only enjoy meat at Eid al-Adha alone. This is because they are unable to buy animal protein food for themselves and their families.
“Thank you Rumah Zakat, today we can enjoy meat, even though it is not yet Idul Adha,” said Masinah.
Newsroom
Sri Agustina / Lailatul Istikhomah[:]