AJARKAN LITERASI BUDAYA, RUMAH LITERASI TERUS ASAH KREATIFITAS PADA ANAK

oleh | Feb 28, 2023 | Berita

KEBUMEN
Kelas Tari Saung Aksara binaan Rumah Zakat di Desa Arjowinangun, Puring,
Kebumen, Jawa Tengah di bulan Februari ini mengajarkan tari Cepetan Alas yang
merupakan tari rakyat dari Kebumen, tepatnya Desa Karanggayam.

Ratna Utami selaku pelatih tari menuturkan
bahwa awal tercipta tarian ini bermula dari penderitaan masyarakat Karanggayam
saat penjajahan Jepang, tepatnya di tahun 1943. Rakyat saat itu sangat
menderita, kekurangan pangan dan terserang wabah penyakit, hingga akhirnya
sesepuh desa memerintahkan mereka untuk membuka lahan baru di tengah hutan.

Usaha mereka membuahkan hasil, lahan
pertanian sangat subur dan panen melimpah. Namun konon, masyarakat sering
diganggu oleh makhluk halus di hutan. Lalu, ada seorang petani yang membuat
topeng menyeramkan berbentuk cepet (dibaca dengan ‘e’ taling), untuk mengusir
para makhluk halus.

Pada cerita yang lain, adanya topeng cepet
yang menyeramkan ini juga untuk menakut-nakuti penjajah Jepang agar tidak
datang dan mengganggu pemukiman warga yang baru.

Saat ini, Tari Cepetan Alas sudah
berkembang dan banyak penyesuaian, baik dari kostum maupun gerakan, tidak
seperti aslinya yang banyak gerakan ekstrim. Tarian ini bahkan menjadi muatan
lokal bagi sekolah-sekolah di kabupaten Kebumen.

“Tari Cepetan itu capek karena banyak
lompat-lompat dan ada tidurannya juga. Tapi seru, apalagi ini tarian khas
Kebumen jadi kita harus lestarikan”, ujar Azka Maulidina, salah satu
peserta kelas Tari.

Newsroom

Meli Latifah/Amri Rusdiana

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0