01:20 pm
Solat Jumat dengan duduk sendiri dari segitu banyak ummat yang ada di dalam mesjid.
membuat mata banyak menatap ke arah saya. (maaf ya pak, kalo solatnya jadi nggak khusuk gara-gara saya).
Empat rakaat tahayattul masjid, khotbah, 4 rakaat sebelum solat jumat, 2 rakaat solat jumat, 4 rakaat setelah solat jumat.
Setelah selesai, tiba-tiba ada yang membantu saya berdiri. Saya menoleh. Seorang kakek tua -yang seharusnya saya bantu dia untuk berjalan- dan 2 orang membantu saya berjalan.
Saya hanya tersenyum bisa bilang “Syukria, sir… syukria…”
Dia bertanya dengan bahasa inggris campur urdu dan bahasa tubuh yang kira-kira bunyinya begini, ”what happened with your leg, my friend? are you lost your walker stick ?”
”i got knee injury, sir… no im not using walker stick….i’m exercising for my leg… it’s okay, Tike. Syukria” balas saya dengan senyum. Dia tetap bantu menuntun saya.
Waktu antri keluar ke gerbang masjid, dia menaruh tangan saya ke bahunya .”Put your hand on my shoulder, my friend. I worry you’ll be stumble and fall”.
”Tike, sir,” ujar saya.
Setelah keluar dari gerbang mesjid. Kembali dia menawarkan, “have you got lunch? you may join with me”.
“Syukria sir. I got my lunch already before praying,” jawab saya.
“Okay my friend, may Allah always help you and get well soon. Assalamualaikum”. Kakek itu pamit menjabat tangan.
”Waalaikumsalam, sir. Insya Allah, amien. Thank you,” jawab saya.
Kami berpisah di perempatan jalan daerah I-9/3 Industrial Area.
Air mata saya keluar di hari itu. Di mesjid yang sama. Entah saya harus sedih atau bahagia bisa menangis.
Mungkin sampai detik ini, masjid itulah yang paling berkesan buat saya, sampai saya tidak tahu apa nama masjidnya.
Kalau kamu melihatnya, mungkin tidak akan percaya bahwa itu dikategorikan sebagai masjid.
Semoga Allah swt mau terima amal ibadah saya, tobat saya. Amin
Wallahualam bis shawwab.
Islamabad,
March 5th, 2010
02:00 pm
Sumber : http://kuku-ruyuk.blogspot.com/2010_03_01_archive.html