5 GAYA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ YANG PERLU KITA CONTOH

oleh | Feb 13, 2024 | Inspirasi

Abu Bakar Ash-Shiddiq yang memiliki nama asli Abdullah bin
Utsman bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin
Ghalib Al-Qurasyi At-Taimi adalah seorang khalifah sepeninggal Rasulullah saw.

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Sahabat Rasul saw. yang terkenal
sangat loyal kepada Rasul saw. dan termasuk assabiqunal
awwalun
atau sahabat yang pertama kali masuk Islam.

Banyak kisah-kisah inspiratif terkait kepemimpinan Abu Bakar
Ash-Shiddiq yang penuh welas asih namun tegas. Berikut beberapa pembahasannya!

1. Pemimpin yang Supel, Cerdas, Jujur, dan
Berani

Abu Bakar Ash-Shiddiq dikenal sebagai
pebisnis dan luas pergaulannya. Ketika ia masuk Islam, ia berani menyebarkan
ajaran Islam kepada orang-orang di sekitarnya.

 

Beberapa sahabat yang masuk Islam karena Abu
Bakar antara lain adalah Utsman bin Affan r.a., Zubair bin Awwam r.a.,
Abdurrahman bin Auf r.a., Saad bin Abi Waqash r.a., dan Thalhah bin Ubaidillah
r.a.

 

Baca Juga: Bolehkah Perempuan Menjadi Pemimpin?

Abu Bakar pun dikenal sebagai pemimpin yang
cerdas karena ia cepat memahami ajaran Islam yang didakwahkan oleh Rasulullah
saw. Sehingga ia pun bisa dengan cepat membenarkan ajaran Nabi saw. dan
mengamalkannya dengan jujur.

 

Di dalam Kitab Shirah Nabawiyah karya Ibnu
Hisyam, Rasulullah saw. pernah berkata, “Tidaklah
aku mengajak seseorang kepada Islam melainkan dia tidak langsung menjawab,
masih pikir-pikir, dan masih ragu-ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Quhafah.
Tatkala aku berbicara dengannya, dia tidak menunda-nunda (pembenarannya) dan
dia tidak ragu-ragu.”

 

2. Pemimpin yang Taat dan Takut Kepada Allah
Swt.

Ada satu kisah yang luar biasa saat Abu
Bakar Ash-Shiddiq telah diabiat menjadi khalifah pertama. Ia berpidato di depan
masyarakat dengan pidato yang penuh nilai keimanan. Begini isi pidatonya:

 

“Hai
saudara-saudara! Kalian telah membaiat saya sebagai khalifah (kepala negara).
Sesungguhnya saya tidaklah lebih baik dari kalian. Oleh karenanya, apabila saya
berbuat baik, maka tolonglah dan bantulah saya dalam kebaikan itu; tetapi
apabila saya berbuat kesalahan, maka tegurlah saya. Taatlah kalian kepada saya
selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian mentaati
saya, apabila saya berbuat maksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya.”
(Dikutip
dari kitab Al Islam bainal Ulama wal Hukkam karya Abdul Aziz Al Badri).

 

3. Pemimpin yang Lembut Tapi Tegas dalam
Menegakkan Hukum Syariat

Sebelum masuk Islam, Abu Bakar memang sudah
dikenal sebagai sosok yang lembut serta tegas. Tak hanya itu, ia pun gemar
menolong banyak orang dan sosok yang pemaaf.

 

Setelah Rasul saw. wafat dan Abu Bakar
menjadi khalifah, banyak bermunculan konspirasi nabi palsu. Menyikapi hal
tersebut, Abu Bakar tegas memerangi dan terjadilah Perang Yamamah yang akhirnya
dimenangkan oleh kaum muslimin. Selain itu, Abu Bakar pun tegas memerangi umat
Islam yang mengingkari perintah berzakat.

 

Baca Juga: Pemimpin Suka Berbohong? Hati-Hati Ini Dia Ancaman dari Allah!

4. Pemimpin yang Sederhana

Abu Bakar Ash-Shiddiq pun merupakan
pemimpin yang hidup sederhana. Meskipun ia seorang khalifah (kepala negara), ia
tidak hidup bergemiang harta dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang
didapatkannya.

 

Salah satu bukti kesederhanaan dari sosok
Abu Bakar adalah ketika ia menjelang wafat. Saat ajal tak lama lagi menjemput, Abu
Bakar memanggil putri yang dicintainya, Aisyah r.a. dan menyampaikan wasiat seperti
ini:

 

“Wahai
Aisyah putriku, aku telah diserahi urusan kaum Muslimin, aku telah memakan
makanan yang sederhana dan aku juga telah memakai pakaian yang sederhana dan
kasar. Yang tersisa dari harta kaum muslimin padaku adalah seekor unta, seorang
pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai permadani yang sudah usang. Kalau
aku wafat, kirimkan semuanya kepada Umar bin Khattab. Karena, aku tidak ingin
menghadap Allah sedangkan di tanganku masih ada harta kaum muslimin walaupun
sedikit.”

 

5. Pemimpin yang Visioner

Masa kepemimpinan khalifah pertama di
tangan Abu Bakar memang berat. Perang Yamamah yang terjadi karena konspirasi
nabi-nabi palsu mengakibatkan syahidnya banyak penghafal Al-Qur’an. Akibatnya
terjadi kekhawatiran tidak akan ada lagi penghafal Al-Qur’an di dunia ini.

 

Menyikapi hal tersebut, Abu Bakar pun mulai
membukukan Al-Qur’an atas saran dari Umar bin Khathab. Pengumpulan mushaf
Al-Qur’an dipimpin oleh Zaid bin Tsabit. Setelah selesai, mushaf itu pun
diberikan kepada Abu Bakar. Berkat sikap visoner dari Abu Bakar, maka kita bisa
membaca dan menghafal Al-Qur’an hingga kini.

 

Baca Juga: Baca Doa Ini Agar Memiliki Presiden yang Amanah

Itulah beberapa kepemimpinan Abu Bakar
Ash-Shiddiq yang perlu kita contoh. Semoga bisa menjadi inpirasi bagi para
pemimpin di Indonesia.

 

Sahabat, mari tunaikan zakat dengan mudah
melalui Rumah Zakat dengan klik tautan ini. Jika masih kesulitan menghitung
zakatnya, Sahabat bisa menggunakan Kalkulator Zakat yang bisa memudahkan Sahabat.
Mari sebarkan #ManfaatHebat bagi sesama!

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0