4 PRINSIP BERDAGANG NABI MUHAMMAD

oleh | Nov 21, 2023 | Inspirasi

Seorang muslim harus mandiri. Maksudnya, ia tidak boleh
berpangku tangan mengharap belas kasihan orang lain bahkan sampai mengemis. Selama
ia mampu dan memiliki fisik yang kuat, maka berjuanglah untuk menghidupi diri dan
keluarga dengan cara-cara yang baik.

Islam pun mengajari kita untuk mencari penghasilan dengan
jalan yang halal. Akan berdosa apabila ia mencari penghasilan dengan cara yang
haram dan tidak dibenarkan oleh agama. Padahal, ada banyak cara dan pilihan pekerjaan
di dunia ini untuk meraih harta yang halal. Dan salah satunya adalah melalui
berdagang.

Sahabat, Rasulullah saw. terkenal sebagai pedagang yang
ulung. Sejak muda, Rasul saw. sudah diajak pamannya Abu Thalib berdagang. Tak
hanya berdagang di Mekah saja, akan tetapi Rasul saw. pun mengekspor barang
dagangannya hingga ke negeri Syam (Palestina, Syria, Libanon, hingga Yordania).
Kemudian setelah beranjak dewasa, Nabi Muhammad saw. pun menjual barang-barang
dagangan yang ia dapatkan dari Siti Khadijah sang saudagar kaya.

Baca Juga: Zakat Perdagangan

Rasulullah saw. pun berdagang dengan jujur sehingga banyak
orang yang senang membeli barang dagangan Rasulullah saw. Karena kejujuran
itulah bisnisnya Nabi Muhammad saw. meraih untung yang besar. Siti Khadijah pun
takjub dengan sikap amanah dan telaten Rasulullah saw. Hingga akhrnya Rasul
saw. pun menikah dengan Siti Khadijah.

Itulah sekilas perjalanan bisnis Rasulullah saw. dengan sang
istri Siti Khadijah. Harta yang terkumpul dari berdagang pun tak dipergunakan
untuk keperluan sendiri dan keluarga saja. Namun, Rasul saw. dan keluarganya
banyak bersedekah kepada orang-orang. Itulah makna sejati dari berpenghasilan.
Harta yang didapat sejatinya menjadi peluang untuk memperbanyak kebaikan.

Anjuran untuk
Berdagang

Berdagang atau berbisnis merupakan salah satu cara mencari
penghasilan yang dianjurkan Rasulullah saw. Hadisnya ada dalam riwayat Imam
Ahmad berikut ini, “Wahai Rasulullah
saw., mata pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan
seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur
(diberkahi).”

Dari hadis tersebut bisa kita ambil pelajaran bahwa Allah
Swt. menyukai hambanya yang berjuang mencari nafkah dengan tangannya sendiri.
Ini pertanda bahwa kita dilarang berpangku tangan dan bersikap malas dalam
mencari nafkah. Kita harus mencontoh para nabi yang mereka berjuang sendiri
memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa meminta-minta.

Baca Juga: Nafkah untuk Orangtua atau Anak yang Kesusahan

“Tidaklah seseorang
memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil
kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud a.s. dahulu juga makan dari
hasil kerja keras tangannya.” (H.R. Bukhari).

Prinsip Berdagang
Rasulullah saw.

Sahabat, jika ingin berdagang, maka contohlah cara
Rasulullah saw. berdagang. Rasul saw. memiliki prinsip-prinsip dalam berbisnis
yang bisa kita teladani. Apa sajakah prinsip atau etika berdagangnya Rasulullah
saw.? Berikut penjelasannya!

1. Shiddiq

Shiddiq artinya
adalah jujur dan benar. Dalam berdagang, Rasulullah saw. tidak pernah menipu
konsumennya. Rasul saw. akan menyampaikan kondisi barang dengan terbuka. Rasul
saw. pun tidak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat dengan
berpura-pura bahwa barang dagangan tersebut kondisinya baik.

Tak hanya itu, Rasulullah saw. pun tidak pernah
mempromosikan barang dagangannya secara berlebihan. Beliau pun tidak membohongi
pembelinya atau bahkan bersumpah palsu. Itulah prinsip pertama Rasulullah saw.
dalam berdagang.

“Orang yang
bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau
melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan
terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika
keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya
akan hilang” (H.R. Muttafaqun Alaihi).

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Rasulullah kepada Orang yang Tertimpa Musibah dan Kesusahan 

2. Amanah

Artinya, Rasulullah saw. memiliki sikap tanggung jawab yang
baik. Beliau tidak pernah korupsi terhadap barang yang dititipkan dari pemilik
barang. Begitu pun amanah pula pada pelanggan. begitulah perdagangan yang
diberkahi. Jadi, tidak hanya mencari keuntungan semata.

Tak hanya itu, dalam berdagang pun Rasulullah saw. tidak
menyaingi harga jual orang lain atau melakukan perang harga dan tidak memotong
jalur distribusi. Sehingga Rasul saw. pun tidak merugikan pedagang lainnya.

3. Fathanah

Maksudnya, Rasulullah saw. cerdas dalam mengatur strategi
bisnis. Beliau pandai melihat peluang keuntungan tanpa harus menipu konsumen.
Tak hanya itu, Rasul saw. pun memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi yang
baik terhadap pembeli. Sehingga Rasul saw. pun disegani dan akhirnya memiliki
banyak pelaggan tetap.

Baca Juga: Inilah Adab Bersedekah yang Perlu Diketahui

4. Tabligh

Rasulullah saw. selalu menyampaikan nilai-nilai kebenaran
dalam kegiatan jual beli. Beliau sambil berdagang sambil berdakwah kepada
pembelinya. Sehingga tak hanya urusan duniawi saja yang dikejar, akan tetapi
ada nilai akhirat di dalamnya.

Sahabat, tulah empat prinsip dalam berdagang yang dilakukan
oleh Rasulullah saw. Semoga bisa menginspirasi dan memotivasi kita untuk
meneladani Rasulullah saw. ketika berbisnis.

Sahabat ingin bersedekah dengan praktis atau melacak laporan
ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah)? Yuk pakai Rumah Zakat Apps. Sahabat bisa
mengunduh aplikasi melalui:

Play Store: di sini

App Store: di sini

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0